Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Pemulihan
Pembelajaran?
Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus
memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik pada
satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi Covid-19
merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) yang berbeda-beda
pada ketercapaian kompetensi peserta didik. Untuk mengatasi
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan
pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait
dengan implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan.
Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan dapat
menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik dan harus memperhatikan
ketercapaian kompetensi peserta didik di satuan pendidikan
dalam rangka pemulihan pembelajaran. Maka satuan pendidikan
diberikan opsi dalam melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik. Tiga opsi kurikulum
tersebut yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (yaitu Kurikulum
2013 yang disederhanakan oleh Kemendikbudristek), dan
Kurikulum Merdeka.
Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal
agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk
memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai
target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran.
Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka?
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan
bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning
crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa
banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami
bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan
yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.
Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi
Covid-19.
Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut,
maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya
melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan
di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode
mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan
Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya
memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami.
Apa pergantian ini tidak terlalu cepat?
Kesannya
seperti "Ganti Menteri Ganti Kurikulum".
Kita perlu memahami dua perbedaan sebelum berbicara tentang
pergantian kurikulum, yakni antara kerangka kurikulum nasional
dan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum nasional
merupakan kurikulum yang ditetapkan pemerintah sebagai acuan
para guru untuk menyusun kurikulum di tingkat satuan
pendidikan. Sedangkan, kurikulum tingkat satuan pendidikan
merupakan kurikulum yang seharusnya secara periodik dievaluasi
dan diperbaiki agar sesuai dengan perubahan karakteristik peserta
didik serta perkembangan isu kontemporer. Kerangka kurikulum
nasional harus memberikan ruang inovasi dan kemerdekaan,
sehingga dapat dan harus dikembangkan lebih lanjut oleh masingmasing sekolah.
Pada Intinya, kerangka kurikulum nasional
seharusnya relatif ajeg, tidak cepat berubah, tapi memungkinkan
adaptasi dan perubahan yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang
Kemendikbudristek lakukan dengan merancang Kurikulum
Merdeka. Faktanya, laju perubahan kurikulum nasional kita
sebenarnya tidak terlalu cepat, bahkan melambat. Jika kita perhatikan, sejak ditetapkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, laju perubahan kurikulum melambat
dari KBK di tahun 2004, KTSP di tahun 2006, dan yang terakhir
adalah Kurikulum 2013 (K-13) di tahun 2013. Kurikulum Merdeka
baru akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Dengan
kata lain, pergantian berikutnya baru akan terjadi setelah
kurikulum yang sebelumnya (K-13) diterapkan selama 11 tahun dan
melewati setidaknya empat menteri pendidikan. Maka, fakta ini
mematahkan pemeo “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum”.
Mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan opsi?
Mengapa
tidak langsung ditetapkan untuk semua sekolah?
Ada dua tujuan utama yang mendasari kebijakan ini. Pertama,
pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek, ingin menegaskan
bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai kebutuhan dan konteks
masing-masing sekolah. Kedua, dengan kebijakan opsi kurikulum
ini, proses perubahan kurikulum nasional harapannya dapat terjadi
secara lancar dan bertahap.
Pemerintah mengemban tugas untuk menyusun kerangka
kurikulum. Sedangkan, operasionalisasinya, bagaimana kurikulum
tersebut diterapkan, merupakan tugas sekolah dan otonomi bagi
guru.
Guru sebagai pekerja profesional yang memiliki kewenangan
untuk bekerja secara otonom, berlandaskan ilmu pendidikan.
Sehingga, kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda,
sesuai dengan karakteristik murid dan kondisi sekolah, dengan
tetap mengacu pada kerangka kurikulum yang sama.
Perubahan kerangka kurikulum tentu menuntut adaptasi oleh
semua elemen sistem pendidikan. Proses tersebut membutuhkan
pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang
kita inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan
pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek
memberikan opsi kurikulum sebagai salah satu upaya manajemen
perubahan
Perubahan kurikulum secara nasional baru akan terjadi pada 2024.
Ketika itu, Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan
selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah dan daerah. Pada
tahun 2024 akan ada cukup banyak sekolah/madrasah di tiap
daerah yang sudah mempelajari Kurikulum Merdeka dan nantinya
bisa menjadi mitra belajar bagi sekolah/madrasah lain.
Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru, kepala
sekolah, dan dinas pendidikan untuk belajar. Proses belajar para
aktor kunci ini penting karena proses belajar ini menjadi fondasi
transformasi pendidikan yang kita cita-citakan.
Mari kita ingat, tujuan perubahan kurikulum adalah untuk
mengatasi krisis belajar (learning crisis). Kita ingin menjadikan
sekolah sebagai tempat belajar yang aman, inklusif, dan
menyenangkan.
Oleh karena itulah, Kemendikbudristek
melakukan perubahan yang sistemik, tidak hanya kurikulum
semata. Kita melakukan reformasi sistem evaluasi pendidikan,
menata sistem rekrutmen dan pelatihan guru, menyelaraskan
pendidikan vokasi dengan dunia kerja, mendampingi dinas-dinas
pendidikan, dan melakukan penguatan anggaran dan
kelembagaan.
Perubahan sistemik tersebut tentu tidak bisa terjadi dalam sekejap.
Tahap demi tahap perubahan kurikulum harapannya dapat
memberi waktu yang memadai bagi seluruh elemen kunci
sehingga fondasi untuk transformasi pendidikan kita dapat
tertanam kukuh dan teguh.
Apa kriteria sekolah yang boleh menerapkan
Kurikulum Merdeka?
Kriterianya ada satu, yaitu berminat menerapkan Kurikulum
Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala
sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka
akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh
Kemendikbudristek tentang konsep Kurikulum Merdeka.
Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi tersebut sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan
diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei
singkat. Jadi, prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan
seleksi.
Kemendikbudristek percaya bahwa kesediaan kepala
sekolah/madrasah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi
kurikulum di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan.
Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua
sekolah/madrasah, tidak terbatas di sekolah yang memiliki fasilitas
yang bagus dan di daerah perkotaan.
Namun, kita menyadari tingkat kesiapan sekolah/madrasah
berbeda-beda karena adanya kesenjangan mutu
sekolah/madrasah. Oleh karena itu, Kemendikbudristek
menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan
hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar. Sekali lagi, tidak
ada seleksi dalam proses pendaftaran ini. Kemendikbudristek
nantinya akan melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan
menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.
Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka ialah
penyelenggaran pembelajaran yang inklusif. Apa yang
dimaksud dengan pembelajaran yang inklusif?
Kurikulum merupakan instrumen penting yang berkontribusi
untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif. Inklusif tidak
hanya tentang menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus.
Tetapi, inklusif artinya satuan pendidikan mampu
menyelenggarakan iklim pembelajaran yang menerima dan
menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama,
dan suku bangsa. Pembelajaran yang menerima bagaimanapun
fisik, agama, dan identitas para peserta didiknya.
Dalam kurikulum, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil
pelajar Pancasila, misalnya dari dimensi kebinekaan global dan
akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran berbasis projek
(project based learning). Pembelajaran berbasis projek ini nantinya akan otomatis memfasilitasi tumbuhnya toleransi sehingga
terwujudlah inklusi.
Apa yang perlu orang tua siapkan ketika satuan
pendidikan anak mereka menerapkan Kurikulum
Merdeka?
Dukungan dari orang tua merupakan salah satu kunci keberhasilan
penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, secara konkret
orang tua bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak.
Memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya.
Orang tua dapat pula mempelajari buku-buku teks yang
digunakan dalam Kurikulum Merdeka melalui
buku.kemdikbud.go.id. Kemendikbudristek terus berupaya untuk
menghadirkan dan menyediakan buku-buku yang lebih asik, tidak
terlalu padat, dan lebih banyak ilustrasi menarik dengan tema yang
lebih menyentuh dan relevan.
Bagaimana Kurikulum Merdeka bisa terus diterapkan
secara berkelanjutan?
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan
melalui tiga hal. Pertama, regulasi yang fundamental, misalnya
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi pengembangan
kompetensi guru dan kepala sekolah juga banyak hal lainnya.
Kedua, dari sisi asesmen. Kurikulum harus didampingi sistem
penilaian atau asesmen yang baik sebagaimana Asesmen Nasional
(AN). AN sangat berbeda dengan Ujian Nasional. AN dirancang
bukan untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk menilai
kemampuan bernalar para peserta didik. AN juga menjadi
penilaian yang menggambarkan gagasan sekolah yang ideal. AN
sendiri bukan hanya untuk menilai peserta didik dan sekolah
melainkan menilai pula kinerja pemerintah daerah. Melalui hasil
penilaian kinerja daerah tersebut, nantinya pemerintah pusat dapat memberikan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
dan konteks masing-masing satuan pendidikan dan daerah.
Ketiga, dukungan publik. DukunganBagaimana bentuk struktur kurikulum dengan
penerapan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan
profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran
pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun
dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika
disampaikan secara reguler/mingguan. Selain itu, terdapat
penyesuaian dalam pengaturan mata pelajaran yang secara
terperinci dijelaskan dalam daftar tanya jawab per jenjang.
publik menjadi hal krusial
lainnya dalam keberlanjutan penerapan kurikulum. Dukungan
publik yang kuat akan sulit menggoyahkan pergantian kebijakan.
Apakah ada perubahan jam pelajaran dengan
diterapkannya Kurikulum Merdeka?
Tidak ada perubahan total jam pelajaran, hanya saja JP (jam
pelajaran) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk 2
kegiatan pembelajaran: (1) pembelajaran intrakurikuler dan (2)
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP
kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolaholah JP-nya berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013.
Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek
penguatan profil Pelajar Pancasila.
Apakah perubahan struktur kurikulum ini berdampak
pada jam mengajar guru?
Tidak berpengaruh, projek tetap dihitung sebagai beban mengajar
guru.
Mengapa projek penguatan profil pelajar Pancasila
membutuhkan alokasi waktu tersendiri?
Untuk peserta didik sampai pada kompetensi dan karakter yang
terdapat dalam profil pelajar Pancasila, perlu penguatan selain di
intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan program lainnya. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih
peserta didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan
berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena
itu, alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan
projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat berjalan dengan
baik
Bagaimana dengan muatan lokal, apakah masih tetap
diberikan kewenangan daerah?
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik. Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat mengelola
kurikulum muatan lokal secara fleksibel.
Di mana posisi mata pelajaran muatan lokal dalam
struktur kurikulum?
Pembelajaran muatan lokal dapat dilakukan melalui tiga metode,
yaitu:
- Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
dapat menentukan Capaian Pembelajaran (CP) untuk muatan
lokal yang kemudian dapat dipetakan ke dalam mata pelajaran
lainnya.
- Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
dapat mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Sebagai contoh, projek
dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal, projek dengan tema perubahan iklim
dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut,
dan sebagainya.
- Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang
berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
dapat mengembangkan mapel khusus muatan lokal yang
berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa dan budaya daerah,
kemaritiman, kepariwisataan, dan sebagainya sesuai dengan
potensi masing-masing daerah. Dalam hal satuan pendidikan
membuka mata pelajaran khusus muatan lokal, beban
belajarnya maksimum 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.
Apakah karakteristik utama Kurikulum Merdeka di
satuan PAUD?
Karakteristik utama Kurikulum Merdeka di satuan PAUD di
antaranya adalah sebagai berikut:
- menguatkan kegiatan bermain yang bermakna sebagai proses
belajar
- menguatkan relevansi PAUD sebagai fase fondasi (bagian
penting dari pengembangan karakter dan kemampuan anak
serta kesiapan anak bersekolah di jenjang selanjutnya)
- menguatkan kecintaan pada dunia literasi dan numerasi sejak
dini
- adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila
- proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel
- . hasil asesmen digunakan sebagai pijakan guru untuk
merancang kegiatan bermain dan pijakan orang tua dalam
mengajak anak bermain di rumah
- menguatkan peran orang tua sebagai mitra satuan
Ketika guru merancang kegiatan bermain-belajar di
satuan PAUD, rujukan mana yang mereka gunakan?
Guru merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) untuk bermainbelajar karena sudah memadukan rujukan STPPA, standar isi, dan
standar penilaian, sehingga guru dapat lebih mudah, praktis, dan
semakin terarah dalam merancang kegiatan bermain-belajar. CP
juga memasukkan arah kebijakan pendidikan di PAUD dengan
rumusan kemampuan yang perlu dimiliki anak sebagai respons
dari perubahan yang terjadi di lingkungan baik di lingkup lokal,
nasional, maupun global.
Apakah metode Sentra tetap digunakan?
Ya, metode Sentra tetap digunakan, tetapi tidak menjadi satusatunya metode yang dilaksanakan di satuan pendidikan.
Kurikulum Merdeka juga mendorong untuk melaksanakan
pembelajaran berbasis projek, berbasis masalah, dan metodemetode lainnya yang utamanya mendukung anak bebas
bereksplorasi.
Apakah Kurikulum Merdeka mengajarkan calistung di
PAUD?
Pendidikan PAUD mengenalkan kegiatan pra-membaca, pramatematika, dan pra-menulis kepada peserta didik, sehingga tidak
ada pelarangan untuk mengajarkan calistung di PAUD. Tetapi,
pendidik perlu memperhatikan dengan baik metode
pengajarannya. Arah kebijakan di PAUD adalah penyiapan literasi
dan numerasi dini, bukan hanya terbatas pada calistung.
Pengembangan literasi dan numerasi dini disesuaikan dengan
kebutuhan dan minat anak kemudian dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari dan bermakna, bukan dengan drilling atau
hanya dengan pengisian lembar kerja.
Bagaimana menggunakan STPPA dan Capaian
Pembelajaran (CP)?
STPPA adalah salah satu dari standar pendidikan nasional dalam
kurikulum PAUD, setara dengan SKL di Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan media/alat
yang dirancang pemerintah untuk mencapai perkembangan anak
yang lebih optimal dan merujuk pada STPPA. Acuan utama untuk
pembelajaran di sekolah adalah CP. STPPA dapat digunakan
satuan pendidikan sebagai referensi tambahan dan menjadi
pertimbangan saat satuan pendidikan merumuskan visi, misi, dan
profil "lulusan" dalam kurikulum operasional.
Bagaimana mengembangkan alur dan tujuan
pembelajaran di satuan PAUD?
Satuan PAUD dapat mengembangkan alur dan tujuan
pembelajaran berdasarkan karakteristik satuan, kebutuhan dan
minat anak, kondisi lingkungan sekitar, serta keterkaitannya
dengan CP, sehingga alur dan tujuan pembelajaran antar-tiap
satuan dapat sangat berbeda. Alur di sini adalah bagian dari
elemen-elemen CP yang dikembangkan di tiap semester.
Kemendikbudristek tidak membuat contoh-contoh untuk
menyusun alur pembelajaran, melainkan contoh tujuan
pembelajaran, yang dituliskan dalam buku panduan guru. Alur
pembelajaran di satuan PAUD dianjurkan sangat fleksibel untuk
berganti dan dimodifikasi agar mengakomodir kebutuhan dan
minat anak (berpusat pada anak).
Bagaimana mengembangkan modul ajar di PAUD?
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat
dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Satuan pendidikan
dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau
menggunakan modul yang disediakan Pemerintah sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh
karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan
pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
Model-model pembelajaran apa sajakah yang dapat
dipergunakan di satuan PAUD?
Model pembelajaran yang dapat digunakan di satuan PAUD antara
lain: project, inquiry, maupun model pembelajaran lain yang
relevan digunakan selama dapat membangun pengalaman
bermain-belajar yang bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
Mengapa pelajaran IPA dan IPS dijadikan satu pada
jenjang SD?
Mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi satu pada
jenjang SD karena anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu
secara utuh dan terpadu. Selain itu, mereka masih dalam tahap
berpikir konkret/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun
tidak detail. Penggabungan pelajaran IPA dan IPS ini diharapkan
dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan
sosial dalam satu kesatuan.
Mengapa IPAS mulai diajarkan di kelas III?
IPAS mulai diajarkan di Fase B (kelas III) untuk menguatkan
kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari
aspek alam maupun sosial.
Apakah pendekatan tematik masih digunakan?
Ya, pendekatan tematik tetap digunakan, namun tidak menjadi
suatu kewajiban. Satuan pendidikan boleh menggunakan
pendekatan lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Mengapa di SD tidak ada mata pelajaran keterampilan?
Mata pelajaran keterampilan untuk peserta didik jenjang SD telah
terwadahi melalui mata pelajaran Seni.
Apa yang berubah dengan Kurikulum Merdeka di SMP?
Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib,
sedangkan mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan
bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni
Teater).
Mengapa tidak ada peminatan di kelas X?
Tidak ada peminatan di kelas X karena:
- peserta didik perlu menguatkan kembali kompetensi
dasar/fondasi sebelum mereka mengambil keputusan tentang
arah minat dan bakat akademik yang ingin mereka
kembangkan
- keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya
dilakukan saat peserta didik sudah lebih matang secara
psikologis, ketika mereka sudah di SMA, bukan di SMP
- peserta didik dapat menggunakan 1 tahun masa belajar di SMA
untuk mengenal pilihan-pilihan yang disediakan satuan
pendidikan tersebut, sebelum mengambil keputusan terkait
pelajaran yang ingin mereka dalami
- memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik
untuk berdiskusi dengan orang tua/wali dan guru Bimbingan
Konseling tentang minat dan bakatnya serta rencana masa
depan.
Apakah tetap ada penjurusan di jenjang SMA?
Tidak ada penjurusan di jenjang SMA, peserta didik akan memilih
mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII sesuai minat
dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
Apakah akan ada jam pelajaran khusus untuk
Bimbingan Konseling, mengingat konsultasi dengan
guru Bimbingan Konseling memiliki peranan yang
penting dalam mengarahkan minat peserta didik?
Tidak ada jam pelajaran khusus Bimbingan Konseling di kelas,
namun guru Bimbingan Konseling memegang peranan penting
dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat peserta
didik bersama dengan wali kelas dan atau guru lain, serta
berdiskusi dengan setiap individu peserta didik dan orang tua/wali.
Waktu pelaksanaan kegiatan ini ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
Bagaimana dengan seleksi masuk perguruan tinggi
bila tidak ada penjurusan?
Akan ada penyesuaian terkait seleksi masuk perguruan tinggi.
Seleksi masuk didasarkan pada mata pelajaran yang diambil oleh
peserta didik bukan berdasarkan jurusannya.
Apakah peserta didik boleh mengganti pilihan mata
pelajaran di kelas XII?
Peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran, namun hal
ini kurang disarankan karena mata pelajaran di kelas XII pada
prinsipnya adalah kelanjutan materi dari kelas XI. Peserta didik
yang beralih mata pelajaran di kelas XII perlu mengejar
ketertinggalan materi sebelumnya.
Mengapa ada mata pelajaran pilihan terkait vokasi?
Saat ini Indonesia memiliki 4.700 perguruan tinggi dengan ratarata lulusan SMA dan SMK adalah 2-3 juta per tahun, sedangkan
persentase lulusan SMA dan SMK tersebut yang melanjutkan ke
perguruan tinggi baru sekitar 38 persen. Oleh karena itu, satuan
pendidikan perlu mempersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk bekerja apabila mereka tidak
dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Apakah ada batas maksimum pengambilan mata
pelajaran pilihan untuk SMA?
Total jam pelajaran (JP) per minggunya dialokasikan 42-47 JP,
termasuk mata pelajaran pilihan. Alokasi mata pelajaran pilihan
terdiri dari 20-25 JP. Mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, dan
Bahasa dan Budaya memiliki alokasi masing-masing 5 JP, mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan 2 JP, dan maksimal 5 JP
untuk mata pelajaran Vokasi. Peserta didik memilih 4-5 mata
pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran pilihan
(maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari satu kelompok
mata pelajaran pilihan adalah 3 mata pelajaran.
Kapan sebaiknya mengarahkan pemilihan mata
pelajaran untuk pemilihan fakultas masuk ke
Perguruan Tinggi?
Pemilihan mata pelajaran sebaiknya sudah mulai diarahkan sejak
kelas X sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, namun yang
perlu diperhatikan adalah perlunya diskusi dan bimbingan dengan
guru, guru Bimbingan Konseling, dan orang tua.
Apakah yang dimaksud dengan unit inkuiri pada kelas
X?
Unit inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah
yang ada di lingkungan sekitar, dari sudut pandang berbagai mata
pelajaran pada kelompok mata pelajaran IPA dan IPS dengan
menggunakan metode inkuiri.
Komponen pembelajaran apa yang berubah di SMK?
- Spektrum keahlian disesuaikan dengan kondisi dunia kerja. Ada
10 bidang keahlian dan 50 program keahlian.
- Struktur kurikulum terdiri dari dua kelompok yaitu A. Umum, B.
Kejuruan. Waktu Praktik Kerja Lapangan adalah 6 bulan di kelas
XII pada SMK program 3 tahun dan minimal 10 bulan di kelas XIII
pada SMK program 4 tahun.
- Pembelajaran boleh disampaikan dengan menggunakan
sistem Blok, dengan model belajar project based learning dan
proporsi jam pelajaran yang disesuaikan dengan program
keahlian
- Bahan ajar digunakan untuk mendukung pembelajaran dan
pelatihan terhadap kompetensi yang ada di dunia kerja
- Guru yang mengajar diarahkan agar memiliki kompetensi
setara dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja.
Instruktur dunia kerja juga didorong untuk ikut mengajar.
f. Sarana dan prasarana diarahkan agar dilakukan analisis
benchmarking sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
Apa yang berubah pada spektrum keahlian SMK?
Jumlah Bidang Keahlian menjadi 10 dan dibagi menjadi 50
Program Keahlian. Kompetensi Keahlian tidak lagi masuk ke dalam
Spektrum Keahlian.
Apakah satuan pendidikan diberi kebebasan membuka
konsentrasi keahlian?
Capaian Pembelajaran (CP) pada level konsentrasi keahlian adalah
kompetensi minimum pada keahlian tersebut. SMK dan mitra
dunia kerja dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai
dengan konteks ketenagakerjaan dalam dunia kerja tersebut.
Apa yang berubah pada struktur kurikulum SMK?
Struktur kurikulum pada SMK berubah pada mata pelajaran. Mata
pelajaran yang semula diorganisasikan dalam 3 (tiga) kelompok,
yaitu: muatan nasional, muatan kewilayahan, dan muatan
peminatan kejuruan disederhanakan menjadi 2 (dua) kelompok,
yaitu kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Kelompok umum adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai dengan
fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma kehidupan
baik sebagai makhluk yang berketuhanan Yang Maha Esa, individu,
sosial, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun
sebagai warga dunia.
Kelompok kejuruan adalah kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya.
Apa yang dipelajari di mata pelajaran informatika?
Mata pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk
menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna
menyelesaikan beragam permasalahan umum meliputi:
penerapan logika proposisi, berpikir komputasional
(computational thinking), penerapan teknologi informasi dan
komunikasi, penggunaan sistem komputasi, penggunaan jaringan
komputer dan internet, penerapan keamanan data dan informasi,
analisis data, penerapan algoritma pemrograman, memahami
dampak sosial informatika, dan penerapan teknologi digitalisasi
industri.
Apa yang dipelajari di mata pelajaran projek ilmu
pengetahuan alam dan sosial?
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi
muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang
diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan
aktual.
Apa kegunaan Mata Pelajaran Pilihan dalam kelompok
Mata Pelajaran Kejuruan di SMK?
Mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan
diri, baik untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun
melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing
selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran
kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya.
Apa kegunaan PKL?
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah mata pelajaran yang
dilaksanakan secara blok dan dirancangkan pelaksanaannya di
kelas XII selama 6 bulan merupakan wahana pembelajaran di dunia
kerja untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
meningkatkan penguasaan kompetensi teknis (hard skill) sesuai
dengan konsentrasi keahliannya serta menginternalisassi karakter
dan budaya kerja (soft skill).
Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas X
di SMK?
Muatan kejuruan pada kelas X berisi materi dasar-dasar kejuruan
untuk masing-masing program keahlian.
Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas
XI dan XII di SMK?
Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas XI dan XII berisikan
kumpulan mata pelajaran sesuai program keahlian yang terdapat
di SMK.
Mengapa lulusan SMK diharapkan untuk mencari
pekerjaan selesai bersekolah? Bukankah peserta didik
SMA dan sederajat lainnya juga akan mencari kerja
setelah selesai pendidikan SMK/SMA?
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15, “Jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus”. Didalam penjelasan pasal tersebut
disebutkan sebagai berikut: “Pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan
pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Selain itu, perbedaan utama peserta didik SMK dan SMA adalah
soal keterampilan teknis. Lulusan SMK sudah memiliki
keterampilan teknis yang sangat spesifik/ahli dalam bidangnya.
Lulusan SMK mempunyai sertifikat kompetensi yang juga diakui
oleh dunia kerja. Keterampilan ini yang menjadi bekal utama
mereka ketika melamar untuk suatu posisi di dunia kerja.
Apakah lulusan SMK bisa melanjutkan ke perguran
tinggi?
Lulusan SMK bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, apalagi
sekarang dengan bantuan program D2 fast track yang
memberikan peluang pada peserta didik SMK untuk bisa masuk ke
perguruan tinggi tanpa melalui tes. Selain itu, Kemendikbudristek
sedang mengupayakan agar ada penyetaraan pada lulusan SMK
yang ingin masuk ke perguruan tinggi vokasi.
Bagaimana bentuk keterlibatan peserta didik SMK
dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila?
Keterlibatan peserta didik dalam projek penguatan profil pelajar
Pancasila merupakan unsur penting. Peserta didik bisa dilibatkan sejak awal perencaaan sampai pada masa refleksi dari kegiatan.
Peserta aktif bisa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
sesuai minat dan kelebihan yang dimiliki. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar. Dalam
projek ini, peserta didik SMK memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim,
anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi,
kehidupan berdemokrasi, kedisiplinan, kebekerjaan dan budaya
kerja sehingga peserta didik SMK bisa melakukan aksi nyata dalam
menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan
kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi
peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi
lingkungan sekitar.
Apakah satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan
tanpa melibatkan pihak dunia kerja?
Informasi dari profesional dunia kerja untuk memberikan informasi
tentang gambaran dunia kerja yang dingin dijalani oleh peserta
didik ketika nanti mereka menyelesaikan pendidikan di SMK.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa perlunya keselarasan
antara dunia kerja dan SMK, yang tidak hanya tergambar melalui
surat perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak tersebut.
Untuk itu, kementerian sudah menyiapkan paket Link and (Super)
Match 8+i yang semuanya berhubungan dengan pentingnya
keterlibatan dunia kerja.
Apa bedanya projek penguatan profil pelajar Pancasila
dengan Project Based Learning (PBL) di SMK?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan aktifitas
pembelajaran yang dapat berupa kajian, penelitian, diskusi, bakti
sosial, metode penguatan fisik, dan mental atau pembelajaran
berbasis projek untuk menginternalisasi karakter profil pelajar Pancasila. Sedangkan, Project Based Learning (PBL) merupakan
kegiatan pembelajaran berupa pembuatan produk barang atau
layanan jasa yang digunakan sebagai wahana penguasaan
kompetensi.
Apa peran mata pelajaran Projek Kreatif dan
Kewirausahaan?
Mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan
wahana pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan
pembelajaran berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan
mengekspresikan kompetensi yang dikuasai pada kegiatan
pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan
bernilai ekonomis.
Apa yang berubah dari kurikulum sebelumnya untuk
Kurikulum Merdeka di bagian pendidikan khusus?
- Penggunaan Capaian Pembelajaran (CP) yang setara dengan KI
KD pada Kurikulum 2013.
- Untuk peserta didik berkebutuhan khusus dengan
hambatan intelektual mengacu pada fase yang didasarkan
pada usia mental. Untuk peserta didik berkebutuhan khusus
tanpa hambatan intelektual dapat mengacu pada fase yang
sama dengan peserta didik di pendidikan umum.
- Pada Kurikulum 2013, KI KD disusun untuk perketunaan, untuk
Kurikulum Merdeka hanya menggunakan 1 CP untuk semua
ketunaan.
Apakah pendidikan khusus juga menggunakan Capaian
Pembelajaran (CP) yang sama dengan pendidikan
reguler?
Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus disusun
berdasarkan CP reguler yang telah dimodifikasi dan disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan ABK. CP ini bersifat fleksibel karena dibuat secara global dan dapat diterapkan untuk semua
ketunaan dengan patokan kondisi anak berhambatan intelektual.
Untuk peserta didik yang tidak memiliki hambatan intelektual,
dapat tetap menggunakan CP yang sama dengan satuan
pendidikan reguler.
Bagaimana penyediaan buku untuk peserta didik
berkebutuhan khusus?
Pada dasarnya, peserta didik berkebutuhan khusus dapat
menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan termasuk
buku. Untuk saat ini, Pemerintah telah menyediakan buku
panduan guru yang terdiri atas panduan pelaksanaan pendidikan
inklusif, panduan pelaksanaan program pembelajaran individual
(PPI), panduan asesmen, dan pembelajaran pendidikan khusus.
Apakah untuk peserta didik di SLB juga harus
menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Peserta didik berkebutuhan khusus menerapkan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang
tidak berbeda dengan satuan pendidikan reguler, hanya saja
kedalaman materi dan aktivitas disesuaikan dengan karakteritik
dan kebutuhan peserta didik.
Mengapa mata pelajaran keterampilan pada peserta
didik berkebutuhan khusus memiliki porsi paling besar
di antara mata pelajaran lainnya?
Mata pelajaran keterampilan untuk peserta didik berkebutuhan
khusus memiliki porsi yang paling besar dibandingkan mapel
lainnya. Hal ini dikarenakan projeksi pendidikannya adalah
kemandirian, sehingga peserta didik disiapkan untuk menjadi
lulusan siap kerja dan mampu berwirausaha.
Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran keterampilan tersebut didasarkan pada SK3PD (standar kompetensi kerja khusus bagi
penyandang disabilitas) yang setara dengan SKKNI.
Apakah mata pelajaran TIK juga diajarkan di SLB?
Mata pelajaran TIK termasuk ke dalam rumpun/kelompok mata
pelajaran keterampilan.
Mengapa di Kurikulum Merdeka peserta didik
berkebutuhan khusus di kelas VIII hanya boleh
memilih 1 jenis keterampilan?
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang dapat memilih
minimal 2 jenis keterampilan, pemilihan 1 jenis keterampilan
dimaksudkan agar peserta didik lebih fokus mendalami 1
keterampilan secara utuh sehingga menjadi lulusan yang siap
kerja. Sedangkan saat di kelas VII, peserta didik masih dapat
memilih minimal 2 jenis keterampilan dari 20 jenis keterampilan
yang ada.
Bagaimana penyusunan alur tujuan pembelajaran
(ATP) di SLB?
Prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP) di SLB sama
dengan satuan pendidikan reguler, yang membedakan adalah ATP
untuk anak dengan hambatan intelektual. ATP yang diturunkan
dari Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus berlaku sama
untuk semua ketunaan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran
yang disusun berlaku sama dengan pembeda pada pendekatan
yang disesuaikan dengan masing-masing karakteristik ketunaan.
Bagaimana pengembangan modul ajar di SLB?
Satuan pendidikan dapat memilih pendekatan tematik maupun
mata pelajaran dalam pengembangannya. Selain itu, satuan
pendidikan dapat memilih tema-tema yang kontekstual.
Apa yang dimaksud dengan profil pelajar Pancasila?
Profil pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk
menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih
dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para
pemangku kepentingan.
Apakah profil pelajar Pancasila hanya berlaku untuk
Kurikulum Merdeka atau berlaku juga pada satuan
pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013?
Profil pelajar Pancasila tidak hanya berlaku untuk satuan
pendidikan yang menggunakan Kurikulum Merdeka saja, namun
berlaku juga untuk satuan pendidikan yang menerapkan
Kurikulum 2013.
Bagaimana menerapkan profil pelajar Pancasila pada
Kurikulum 2013?
Dalam penyusunannya, profil pelajar Pancasila sudah
memetakan/merujuk Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
sehingga dalam implementasinya dapat diselaraskan. Dengan
penyesuaian sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan,
satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 boleh
menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil
pelajar Pancasila seperti yang dilakukan oleh Sekolah Penggerak
atau SMK PK
Mengapa pembelajaran melalui projek disebut sebagai
"penguatan profil pelajar Pancasila"?
Di satuan pendidikan, profil pelajar Pancasila perlu dikembangkan
melalui berbagai strategi yang saling melengkapi dan
menguatkan, yaitu budaya satuan pendidikan, kegiatan
pembelajaran, dan kegiatan kokurikuler berupa pembelajaran
melalui projek. Dengan demikian, projek ini bukan satu-satunya metode melainkan penguatan upaya mengembangkan profil
pelajar Pancasila.
Apa itu projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah sebuah
pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran utama
mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta didik akan
belajar menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas
setiap tahunnya.
Apa saja perubahan yang timbul dengan adanya projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
Dengan adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila, maka
satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa
bekerja secara kolaboratif. Kolaborasi akan menjadi kunci
sukses/tidaknya sebuah projek. Dalam pelaksanaan projek, guruguru harus berkolaborasi secara lintas ilmu untuk merencanakan,
memfasilitasi, dan menjalankan asesmen. Pada satuan PAUD,
projek penguatan profil pelajar Pancasila memiliki tema-tema yang
ditentukan pemerintah. Tema-tema ini dapat dikembangkan oleh
satuan pendidikan. Pada setiap tahunnya, satuan pendidikan
melaksanakan dua tema projek sehingga hal ini perlu masuk
dalam pengorganisasian pembelajaran dalam kurikulum
operasional satuan pendidikan.
Apa yang dimaksud dengan dimensi profil pelajar
Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi
fondasi yang perlu dikembangkan satuan pendidikan untuk
peserta didik. Dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila adalah (1)
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri,
(5) bernalar kritis, dan (6) kreatif. Sebagai contoh, mampu
mengelola waktu belajar dan merancang strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan belajar adalah sikap yang terbangun
sebagai hasil dari perkembangan dimensi mandiri.
Bagaimana implementasi projek profil pelajar
Pancasila di satuan pendidikan?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan dijalankan terpisah
dari mata pelajaran, namun mengambil sebagian waktu dari
keseluruhan pembelajaran di satuan pendidikan. Pada satuan
PAUD, pelaksanaan projek profil pelajar Pancasila terintegrasi
dengan kegiatan bermain-belajar harian dan dilakukan sekurangkurangnya pada perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal.
Apa fungsi profil pelajar Pancasila?
Profil pelajar Pancasila berguna sebagai kompas bagi pendidik dan
pelajar Indonesia. Profil pelajar Pancasila menjabarkan tujuan
pendidikan nasional secara lebih rinci terkait cita-cita, visi misi, dan
tujuan pendidikan ke peserta didik dan seluruh komponen satuan
pendidikan. Profil pelajar Pancasila memberikan gambaran yang
ingin dituju mengenai karakter dan kemampuan pelajar Indonesia.
Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
bertujuan akhir ke profil pelajar Pancasila, sehingga pendidik dan
pelajar mengetahui apa harapan negara terhadap hasil pendidikan
dan berusaha mewujudkannya bersama.
Apa pengaruh profil pelajar Pancasila ke pembelajaran
di kelas?
Setiap mata pelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan
diharapkan mendukung ketercapaian profil pelajar Pancasila
dengan memasukkannya dalam pembelajaran. Profil pelajar
Pancasila juga akan diperkuat dengan pembelajaran berbasis
projek dengan tema yang mendukung perkembangan
kompetensi dan karakter yang dituju.
Pengaruh langsung dari profil pelajar Pancasila: adanya projek
penguatan profil pelajar Pancasila sejak jenjang PAUD sampai
dengan SMA/SMK, dan di SLB.
Pengaruh tidak langsung kepada satuan pendidikan adalah
adanya Asesmen Nasional, khususnya survei lingkungan belajar
dan survei karakter merupakan metode untuk memantau
lingkungan belajar yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Apakah perbedaan profil pelajar Pancasila dengan
nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)?
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan
pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga.
Pentingnya pendidikan karakter ditunjukkan dan dikuatkan dalam
profil pelajar Pancasila dengan menjadikannya sebagai arah
karakter yang dituju dalam pendidikan Indonesia.
Jika projek penguatan profil pelajar Pancasila berjalan,
bagaimana dengan program PPK yang sudah berjalan?
PPK tetap dapat berjalan sesuai kebutuhan dan pembiasaan di
satuan pendidikan masing-masing yang terintegrasi dengan
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila dan program PPK adalah usaha dan amanat
kebijakan dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam mengembangkan peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Pasal 3).
Di manakah nasionalisme dalam profil pelajar
Pancasila?
Nasionalisme terbangun dari perwujudan dimensi-dimensi profil
pelajar Pancasila. Nasionalisme merupakan buah dari
perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia (yaitu akhlak bernegara), dimensi
bergotong royong, juga dimensi berkebinekaan global.
Jika profil pelajar Pancasila masuk sebagai Renstra
Kemendikbudristek, bagaimana pelaksanaannya di
satuan pendidikan?
Implementasi profil pelajar Pancasila dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan (pembelajaran, program, projek, dsb.) yang
tujuannya adalah ketercapaian profil pelajar Pancasila. Kepala
satuan pendidikan, guru, tenaga kependidikan, dan pelaku
pendidikan lainnya juga diharapkan untuk memiliki profil ini,
dengan kerja sama antara satuan pendidikan, orang tua, dan
masyarakat, serta didukung oleh para pemangku kepentingan dan
pemangku kebijakan.
Bagaimana mengukur ketercapaian profil pelajar
Pancasila?
Projek profil pelajar Pancasila memiliki rapor tersendiri yang akan
membantu rekam jejak ketercapaian profil pelajar Pancasila. Pada
satuan PAUD sendiri tidak ada rapor khusus untuk projek profil
pelajar Pancasila. Rapor projek profil terintegrasi dengan laporan
perkembangan CP dan diharapkan muncul di portofolio anak.
Profil pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari hasil
pendidikan, sehingga satuan pendidikan juga seyogyanya tidak
terburu-buru dalam mengukur ketercapaian profil, melainkan
membangun kompetensi dan karakter tersebut secara konsisten
dan melihat perkembangannya melalui penilaian projek.
Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila
diampu oleh guru yang sama dengan guru mata
pelajaran?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diajarkan secara
kolaboratif (team teaching) oleh guru mata pelajaran dan guru
kelas. Karena projek ini memiliki target utama pengembangan
profil Pelajar Pancasila, maka semua guru, baik guru mata
pelajaran maupun guru kelas perlu terlibat dalam perencanaan,
pengajaran, dan asesmen. Di satuan PAUD, guru yang mengampu
projek penguatan profil pelajar Pancasila sama dengan guru kelas.
Sejumlah 20-30 persen jam pelajaran dari setiap mapel
dialokasikan untuk projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Apakah projek tersebut akan
diimplementasikan per mapel atau terintegrasi
antarmapel?
Target utama projek ini adalah penguatan profil pelajar Pancasila
sebagai tujuan jangka panjang pembelajaran. Oleh karena itu,
tujuan projek ini tidak berkaitan langsung dengan konten/capaian
pembelajaran dari mapel yang sedang dipelajari. Dalam
implementasinya, guru kelas dan guru mapel berkolaborasi dan
fokus pada pencapaian dimensi profil pelajar Pancasila dalam
perencanaan dan fasilitasi kegiatan projek ini. Penentuan 20-30
persen alokasi waktu untuk projek tidak berlaku untuk satuan
PAUD.
Dalam rangkaian kegiatannya, peserta didik akan menggali
pemahaman dan mencari solusi mengenai isu-isu yang dikemas
dalam tujuh tema berdasarkan tujuan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development goals atau SGDs). di SD,
SMP, SMA, SMK, dan sederajat serta empat tema di satuan PAUD.
Berbagai macam keterampilan dan pengetahuan akan
dikembangkan untuk pendalaman isu, penyelesaian masalah, dan
tidak dipisah-pisah dalam mata pelajaran.
Bagaimana bentuk pelaporan hasil projek?
Hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaporkan dalam
rapor akhir tahun (semester 2) peserta didik. Format rapor tersebut
berbeda dengan format hasil belajar intrakurikuler. Rapor hasil
projek menggambarkan perkembangan sub elemen profil pelajar
Pancasila yang dipilih dalam tema projek di tahun ajaran. Pada
satuan PAUD, pelaporan hasil projek tidak terpisah dengan rapor
intrakurikuler. Perkembangan projek dan dimensi profil
ditunjukkan dalam portofolio anak.
Apakah bentuk laporan hasil belajar projek profil
pelajar Pancasila per mata pelajaran?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak terkait dengan
mata pelajaran, sehingga bentuk laporannya tidak disusun per
mata pelajaran.
Bagaimana jika peserta didik memilih tema projek
penguatan profil pelajar Pancasila yang belum mereka
pelajari dalam mata pelajaran (intrakurikuler)?
Tema-tema dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila
mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
kontekstual dan umum. Peserta didik berkesempatan untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan tersebut
meskipun mereka belum mempelajarinya dalam intrakurikuler.
Bahkan, projek yang mereka lakukan dapat menjadi pengetahuan
awal yang mendorong mereka lebih siap untuk mempelajarinya
lebih jauh dalam intrakurikuler.
Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila
hanya menggunakan pembelajaran berbasis projek?
Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berarti pendekatan
berbasis projek saja. Satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan lain seperti inkuiri, berbasis masalah, dan pendekatan
lain yang sesuai digunakan untuk mengembangkan karakter dan
kompetensi yang dituju di profil pelajar Pancasila.
Apakah satuan pendidikan yang menggunakan
Kurikulum 2013 bisa melakukan projek penguatan
profil pelajar Pancasila?
Satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 bisa
melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila bila satuan
pendidikan dapat menyesuaikan pengelolaan waktu dan
kolaborasi antar guru.
Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran
(CP)?
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan sebagai satu kesatuan
proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi
yang utuh dari suatu mata pelajaran. Capaian Pembelajaran di
PAUD didesain untuk membangun kesenangan belajar dan
kesiapan bersekolah anak.
Apakah Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
Capaian Pembelajaran (CP) bukan pengganti SKL/STPPA. Dalam
kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah Standar Nasional
Pendidikan (SNP), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013.
Jika Capaian Pembelajaran (CP) setara dengan KI-KD,
apakah SKL tetap menjadi acuan dalam mengukur
kompetensi lulusan dari satuan pendidikan?
Ya, SKL tetap menjadi acuan untuk mengukur kompetensi lulusan
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP)
mengintegrasikan kembali keterampilan,
pengetahuan, dan sikap?
Kompetensi adalah rangkaian dari pengetahuan, keterampilan,
disposisi (sikap) tentang ilmu pengetahuan, dan sikap terhadap
proses belajar (dorongan untuk belajar dan motivasi untuk
menggali konsep lebih dalam). Dengan demikian, keterampilan,
pengetahuan, dan sikap tidak sepatutnya dipisahkan.
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase?
Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per fase merupakan
upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki
waktu yang memadai dalam menguasai kompetensi. Penyusunan
CP per fase ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the
Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal
ini karena CP disusun dengan memperhatikan fase-fase
perkembangan anak. Selain itu, penyusunan CP per fase berguna
bagi guru dan satuan pendidikan. Guru dan satuan pendidikan
dapat memperoleh keleluasaan dalam menyesuaikan
pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik
peserta didik.
Referensi apa yang bisa digunakan untuk mendukung
implementasi Capaian Pembelajaran?
Kepala satuan pendidikan dan pendidik dapat menggunakan buku
teks, buku panduan, dan modul ajar yang telah diterbitkan oleh
Kemendikbudristek. Pada satuan PAUD, buku panduan guru terdiri dari buku panduan pengembangan pembelajaran, elaborasi
masing-masing elemen CP, pengembangan pembelajaran
berbasis buku cerita (untuk penguatan literasi dini), dan projek
pengembangan profil pelajar Pancasila.
Apakah capaian akhir untuk setiap fase bisa berbedabeda?
Pada setiap akhir fase, terdapat kompetensi yang sama yang harus
dicapai oleh peserta didik, namun alur untuk mencapai akhir fase
tersebut yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan
belajar, karakteristik, dan perkembangan peserta didik yang
beragam.
Jika hanya 1 capaian akhir per -fase maka, bagaimana
peserta didik mengejar ketertinggalan?
Peserta didik mengejar ketertinggalan dengan cara guru
menentukan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil
asesmen. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan
informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Apakah peserta didik akan selalu berada di fase yang
sama untuk setiap mata pelajaran?
Peserta didik tidak selalu berada di fase yang sama untuk setiap
mata pelajaran. Penetapan fase didasarkan pada hasil asesmen,
seorang peserta didik mungkin saja berada di fase yang berbeda
untuk beberapa mata pelajaran. Penyesuaian dimungkinkan pada
fase yang berbeda dari Capaian Pembelajaran (CP) setiap mapel.
Apa yang dimaksud dengan perangkat ajar?
Perangkat ajar merupakan buku teks dan modul ajar yang
membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka. Melalui perangkat ajar, guru diharapkan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang semakin bermakna,
selaras dengan prinsip yang mengedepankan pembelajaran sesuai
tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Bagaimana cara mengakses perangkat ajar?
Perangkat ajar dapat diakses melalui media cetak dan secara
daring.
Media cetak: buku teks akan disediakan Kemendikbudristek secara
daring dan cetak dengan prosedur distribusi sesuai peraturan
berlaku.
Daring: modul ajar dapat diakses dan digunakan pada platform
Merdeka Mengajar dengan mengikuti langkah-langkah petunjuk.
Apa yang dimaksud dengan modul ajar?
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan
media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu
unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat
dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Satuan pendidikan
dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau
menggunakan modul yang disediakan Pemerintah sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh
karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang
disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan
pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
Bagaimana cara menggunakan modul ajar di dalam
kelas?
Untuk perencanaan pembelajaran, guru memiliki keleluasaan
untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar
yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta
kebutuhan peserta didik.
Apakah silabus dan RPP tetap dibuat?
Silabus dan RPP tetap dibuat. Silabus dan RPP dikembangkan
sesuai dengan standar proses atau Surat Edaran Nomor 14 tahun
2019 tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Apa kaitan RPP dengan modul ajar?
Modul ajar pada dasarnya adalah perencanaan pembelajaran
secara lengkap disusun berdasarkan topik dalam lingkup kelas.
Sementara ATP merupakan perencanaan pembelajaran untuk
jangka waktu lebih panjang dalam lingkup satuan pendidikan.
Silabus dapat dikembangkan dengan menggunakan atau
mengadaptasi ATP yang disediakan oleh pemerintah maupun alur
tujuan pembelajaran yang dikembangkan secara mandiri.
Modul ajar dapat dianggap sebagai RPP, sehingga guru yang
menggunakan modul ajar yang disediakan oleh pemerintah
ataupun mengembangkan secara mandiri, tidak perlu lagi
membuat RPP secara terpisah. Guru dapat mengembangkan
modul ajar melalui adaptasi modul ajar dari pemerintah agar sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan konteks satuan pendidikan.
Apakah buku teks yang ada sekarang masih bisa
dipakai?
Buku teks yang ada saat ini masih dapat digunakan selama isinya
selaras dengan Capaian Pembelajaran. Buku teks adalah salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk membantu guru dan
peserta didik dalam mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
Apakah Kriteria Ketuntasan Minimal masih akan
berlaku pada Kurikulum Merdeka ini?
Ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen
formatif pada pembelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Jika tidak ada KKM, bagaimana guru akan menentukan
apakah capaian belajar peserta didik sudah memadai
atau belum?
Capaian belajar sudah memadai atau belum diketahui dengan
mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru
diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada
tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajarannya.
Bagaimana acuan lingkup materi yang menjadi rujukan
untuk evaluasi hasil belajar akhir dari satuan
pendidikan dalam bentuk ujian sekolah?
Acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi akhir
adalah kompetensi esensial pada tujuan pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu.
Bagaimana bentuk rapor intrakurikuler?
Rapor intrakurikuler disusun dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif dengan nilai akhir mempertimbangkan hasil asesmen
sumatif dan formatif.
Apakah laporan hasil belajar intrakurikuler berbasis
Capaian Pembelajaran (CP) setiap periodik semester
atau fase?
Laporan hasil belajar intrakurikuler akan diberikan kepada peserta
didik pada setiap akhir semester.
Apakah ada kenaikan kelas jika pada Kurikulum
Merdeka menggunakan fase? Bagaimana kriteria
kenaikan kelas?
Ya, ada kenaikan kelas. Peserta didik dapat melanjutkan ke kelas di
atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan pembelajaran.
Apakah satuan pendidikan yang telah menerapkan SKS
dapat menggunakan Kurikulum Merdeka?
Satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka dan
tetap menggunakan SKS, dengan tetap merujuk pada Capaian
Pembelajaran (CP) yang ada.
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran sesuai
tahap capaian peserta didik?
Pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik merupakan salah
satu semangat dalam merdeka belajar, di mana pengajaran pada
peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian dan
kemampuan awal mereka. Pertama, guru melakukan asesmen
terhadap level pembelajaran peserta didik.
Peserta didik kemudian
dikelompokkan berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan
yang serupa. Guru selanjutnya memberikan intervensi pengajaran
dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level
pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan
kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki
peserta didik dan menelusuri kemajuannya. Sebagai ilustrasi, jika
anak berada di kelas IV SD namun kemampuan dasar yang dimiliki belum sampai ke level yang diharapkan pada level kelas tersebut,
maka guru perlu memberikan intervensi yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik saat itu, menuntaskan kebutuhan
belajarnya, dan tidak memaksakan pengajaran yang ada di level
kelas IV.
Bagaimana cara guru mengajarkan peserta didik untuk
mengembangkan kompetensi dan bukan hanya
mengajar konten?
Guru menganalisis kompetensi yang ada di Capaian Pembelajaran
(CP) per fase lalu menurunkannya pada kompetensi yang dicapai
peserta didik di kelas yang diajarnya. Kompetensi ini disusun secara
berjenjang dari awal tahun hingga akhir tahun. Guru kemudian
menurunkan kompetensi ini dalam indikator capaian kompetensi
untuk diukur dalam asesmen (bisa dalam bentuk lembar amatan
atau bentuk asesmen yang lain).
Guru juga berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua
selama proses pembelajaran terkait dengan hasil asesmen
(diagnostik, formatif, dan sumatif) secara intensif, transparan, dan
personal. Selanjutnya, bila belum mampu untuk melakukannya
sendiri, guru dapat bekerja sama dengan guru lain untuk
melakukan analisis dan menurunkannya menjadi alur tujuan
pembelajaran.
Apakah itu platform Merdeka Mengajar?
Salah satu platform teknologi yang disediakan untuk mendukung
para guru agar dapat mengajar menggunakan Kurikulum Merdeka
dengan lebih baik, meningkatkan kompetensinya, dan
berkembang secara karier.